-------------------------------------------
(18+) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.
---------------------------------------------------
Defenisi
TQM
Perpaduan semua
fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam
Pawitra, 1993,p.135)
Sistem manajemen
yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (santosa, 1992,p.33)
TQM, merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungannya.
Karakteristik TQM
adalah
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan
internal maupun ekternal
2. Memiliki obsesi
yang tinggi terhadap kualitas
3. Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen
jangka panjang
5. Membutuhkan kerja
sama tim (teamwork)
6. Memperbaiki proses
secara berkesimbungan
7. Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan
8. Memberikan
kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan
tujuan
10. Adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Sejarah singkat perkembangan TQM
Frederick Taylor
pada tahun 1920-an yang biasa disebut bapak manajemen ilmiah, inti dari
manajemen ilmiah adalah pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Manajemen
ilmiah Taylor membuat perencanaan tugas manajemen dan tugas tenaga kerja,
dengan membentuk departemen kualitas yang terpisah.
Seiring dengan
meningkatnya volume dan kompleksitas pemanufakturan, kualitas juga menjadi
menjadi suatu hal yang semakin sulit. Volume dan kompleksitas mendorong timbulnya
quality engineering pada tahun 1920-an dan realibility engineering pada tahun 1950-an.
Quality engineering
akan mendorong timbulnya penggunaan metode-metode statistik dalam pengendalian
kualitas, yang akhirnya mengarah pada konsep control chart dan statistical process
control. Kedua aspek ini merupakan aspek fundametal dari total quality
manajemen.
Perbedaan TQM dengan Manajemen lain
1.
Asal
intelektualnya, TQM, teori statistik: analisis sampling dan varians, MML, Ilmu
sosial: ekonomi makro, psikologi dan sosiologi.
2.
Sumber
inovasi, TQM: insinyur industri dan fisikawan yang bekerja disektor industri
dan lembaga pemerintah. MML, sekolah bisnis yang terkemuka dan perusahaan
konsultan manajemen.
3.
Asal
Negara, TQM, Internasional : dikembangkan di USA, kemudian ditransfer ke jepang
setelah itu tersebar ke amerika utara dan Eropa. MML, Amerika serikat, kemudian
ditransfer secara internasional.
4.
Proses
penyebaran (Disseminasion) TQM, Populist : perusahaanperusahaan kecil dan
manajer madya memainkan peranan yang menonjol. MML, Hierarkis :dari
perusahaan-perusahaan industry terkemuka ke perusahaan-perusahaan yang lebih
kecil dan kurang menonjol; dan dalam perusahaan dari manajemen puncak ke manajemen
di bawahnya.
Prinsip Utama TQM
Kepuasan pelanggan,
konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya
bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan
dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu.
Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang
diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
Respek terhadap
setiap orangan, setiap karyawan dipandang sebgai individu yang memiliki talenta
dan kereativitas tersendiri dan unik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber
daya organisasi yang paling bernilai. Sehingga setiap orang dalam organisasi
diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
Manajemen
berdasarkan fakta, setiap keputusan harus berdasarkan data, bukan sekedar pada
perasaan (feeling). Konsep pokoknya adalah 1). Prioritisasi (prioritization)
yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat
yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada.oleh karena itu
dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat
memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. 2). Variasi (variation)
variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai
variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap system organisasi.
Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan
yang dilakukan.
Perbaikan
berkesinambungan, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini
adalah siklu PDCA(plan-do-chek-act) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan
korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Arti pentingnya Perbaikan berkesinambungan.
Kaizen merupakan
konsep Jepang yang berarti perbaikan berkesinambungan. Pendekatana ini
hanya dapat berhasil dengan baik apabila
disertai dengan usaha sumber daya manusia yang tepat. Faktor manusia merupakan
dimensi yang terpenting dalam perbaikan kualitas dan produktivitas.
Pelaksanaan perbaikan proses berkesinambungan
meliputi.
1.
Penentuan
masalah dan pemecahan yang dimungkinkan
2.
Pemilihan
dan implementasi pemecahan yang paling efektif dan efisien
3. Evaluasi ulang, standarisasi, dan pengulangan
proses.
Aktivitas dalam perbaikan berkesinambungan
Komunikasi, berguna
untuk memberi informasi sebelum, selama, dan sesudah usaha perbaikan. Semua
orang yang terlibat langsung dan orang atau unit yang mungkin terkena pengaruh
perbaikan yang direncanakan harus mengetahui apa yang sedang terjadi, mengapa,
dan bagaimana pengaruhnya terhadap mereka.
Memperbaiki masalah
yang nyata/jelas,permaslahan yang terjadi sering kali tidak jelas, sehingga
diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi dan mengatasinya. Oleh karena itu
pendekatan ilmiah (PDCA) sangat penting dalam TQM.
Memandang ke hulu,
berarti mencari penyebab suatu masalah. Bukan gejalanya. Mendokumentasikan
kemajuan dan masalah. Agar apabila dikemudian hari kita jumpai masalah yang
sama, maka pemecahannya dapat dilakukan dengancepat.
Memantau perubahan,
pemantauan secara objektif terhadap kinerja suatu proses setelah diadakan
perubahan perlu dialkukan, karena kadangkala solusi yang diajukan untuk suatu
masalah belum tentu memecahkan masalah tersebut secara tuntas.
Identifikasi Kebutuhan Akan Perbaikan
Menerapkan
multi-voting, penggunaan teknik brainstorming untuk menyusun daftar proyek
perbaikan potensial. Kemudian dari daftar tersebut dipilih proyek yang mendapatkan
prioritas untuk dilaksanakan.
Mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan, pelanggan dilibatkan dalam proses identifikasi kebutuhan
akan perbaikan. Kebutuhan pelanggan tersebut dijadikan dasar bagi proyek perbaikan.
Mempelajari
penggunaan waktu, mempelajari bagaimana karyawan memanfaatkan waktunya.apakah
mereka mencurahkan sebagian besar waktunya untuk proses, masalah, atau situasi
kerja tertentu ?.
Melokalisasi
masalah, membatasi tempat, saat dan jumlah terjadinya suatu masalah. Dengan
demikian sumber masalah dapat ditemukan dan diatasi dengan baik.
Proses Perbaikan Dan Pengendalian
Proses perbaikan dan pengendalian dibentuk
oleh empat building blocks, yaitu input, transformasi, output, dan custorner
value. Setiap output memiliki pelanggan, baik internal maupun eksternal.
Sebelum proses transformasi terjadi, input seperti strategi, struktur, desain
produk, mesin, layout pabrik, kebijakan, peraturan, bahan baku, dan sumber daya
manusia telah tersedia. Manajer bertanggung jawab untuk mengendalikan dan
memperbaiki input sistem sebagai factor penentu output.
Elemen dasar dari proses perbaikan dan pengendalian
terdiri dari empat tahap yaitu:
1.
Penetapan
standar untuk pengendalian dan perbaikan, Standar dalam TQM tidak digunakan
sebagai alat penilaian kinerja individu, tetapi digunakan manajer untuk
mengkomunikasikan visi dan menetapkan tujuan yang realistis berdasarkan umpan
balik mengenai kinerja yang ada
2.
Pengukuran,Dalam
tahap ini ditetapkan pengukuran yang tepat dan data yang diperlukan untuk
penilaian kinerja
3.
Studi,
Dalam tahap ini manajer-menganalisis data dengan menggunakan metode statistik
dan Alat serta teknik lain untuk mengetahu, penyebab penyimpangan. Tidak
seperti pada pendekatan tradisional yang memprioritaskan pada evaluasi dan
mencari orang yang bersalah, pendekatan TQM mencari penyebab penyimpangan yang
kemudian akan diperbaiki.
4.
Tindakan,Tahap
ini mengandung arti melakukan tindakan koreksi berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh dan umpan balik.
Penerapan pengukuran - studi - tindakan pada aspek
pengendalian kinerja
1.
Preliminary
control,Manajer memperoleh preliminary control dengan cara membuat proyeksi
situasi yang akan datang dan mengantisipasi perubahan yang diperlukan.
Preliminary control bersifat preventif untuk menghindari hasil yang tidak
diinginkan dan proaktif untuk mencapai hasil yang semakin meningkat. Bagian
terpenting dari preliminary control adalah bahwa tugas memperbaiki sistem didasarkan
pada sumber penyebabnya. Dengan memperbaiki input, manajer melakukan
pengendalian pula terhadap transformasi, output, dan customer value.
2.
Concurrent
control, Berisi koreksi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan berkaitan
dengan desain dan prosedur. Tindakan koreksi termasuk menyesuaikan setting
mesin, pendistribusian kembali waktu dan energi atau perubahan perilaku.
Concurrent control dapat digambarkan sebagai pengendalian operasional/ steering
control.
3.
Rework
control, Rework control diperlukan jika kedua macam pengendalian di atas
mengalami kegagalan, sehingga diperlukan pengerjaan ulang terhadap output yang
tidak sesuai target. Kadangkala pengerjaan ulang tidak mungkin dilakukan karena
memerlukan biaya yang terlalu besar.
4.
Damage
control,Jika output yang rusak/defect dan tidak sesuai target telah sampai ke
tangan pelanggan-, maka manajer harus, melakukan damage control. Mereka harus
meminimisasi dampak negatif terhadap pelanggan dengan meminta maaf,
mengambalikan uang, mengganti produk, melakukan pengerjaan ulang, atau
berjanjii untuk melakukan yang lebih baik di masa yang akan datang. Damage
control terjadi jika ketiga pengendalian di atas mengalami kegagalan.
Pembelajaran dan Perbaikan Berkesinambungan
1.
Pendidikan.
Bila anggota organisasi sepakat dan terikat dengan usaha perbaikan, mereka
pasti mengerti mengapa perbaikan diperlukan. Rencana untuk penyelenggaraan
pendidikan bagi anggota organisasi mengenai konsep perbaikan harus dimulai dari
pendidikan terhadap manajemen.
2.
Teladan
manajer. Penugasan bagi anggota organisasi untuk mempelajaran dan bekerja untuk
perbaikan mungkin akan lebih berhasil apabila manajer memberi contoh dalam berperilaku.
Sistem dan praktik yang salah akan menciptakan kondisi di mana perbaikan
berkesinambungan tidak dapat dilakukan.
3.
Tanggung
jawab yang jelas. Semua deskripsi kerja harus diubah untuk disesuaikan dengan
pembelajaran dan perbaikan yang diharapkan, begitu juga dengan pernyataan
mengenai tanggung jawab karyawan terhadap pemakai output yang dihasilkan.
MisaInya tanggung jawab bagian teknik mesin adalah untuk mendukung operator.
4.
Perbaikan
diidentifikasikan sebagai strategi yang penting. Perencanaan strategik harus
menyatakan bahwa perbaikan kualitas sistem, proses, dan produk atau jasa
merupakan strategi organisasi sehubungan akan dilakukan dengan
bersungguh-sungguh.
5.
Identifikasi
dan prioritas tindakan perbaikan,Tanpa bimbingan manajemen, hasil dari usaha
perbaikan hanya akan berupa perubahan yang sangat kecil terhadap efektivitas
organisasi. Untuk mencapai perbaikan yang signifikan, kegiatan perbaikan harus
dipilih yang memiliki dampak potensial terhadap customer value dan tercapainya
tujuan organisasi.
6.
Metode
sistematis untuk perbaikan. Jika pembelajaran digunakan dalam konsep dan metode
baruperbaikan, tim memerlukan petunjuk bagaimana melaksanakan perbaikan
tersebut.
7.
Pelatihan.
Pelatihan dan petunjuk penggunaan alat dan metode perbaikan harrus diberikan
pada anggota organisasi pada saat mereka mengerjakan proyek perbaikan.
8.
Review
terhadap perbaikan
Manajer
terbiasa mereview hasil daripada metode untuk mencapai hasil tersebut (proser.).
Jika hanya hasil yang direview, maka tidak ada dorongan bagi anggota organisasi
untuk mengubah metode atau cara mereka melakukan pekerjaan tersebut. Review
terhadap proses memungkinkan anggota tim untuk mengenali pekerjaannya dan
mendukung peran baru manajer sebagai guru.
9.
Identifikasi
hambatan perbaikan. Review terhadap proses merupakan alat bagi manajer untuk
mempelajari kebijakan dan praktik orgarfisast yang menghalangi kemampuan untuk perbaikan.
Identifikasi hambatan perbaikan dapat berhasil hanya apabila anggota organisasi
percaya bahwa manajer tidak akan menghukum bila mereka jujur dan terdapat
diskusi terbuka mengenai masalah organisasi.
11. Mekanisme untuk membagi pembelajaran,
Bermacam-macam metode telah diusulkan untuk meningkatkan perbaikan dengan
membagi pembelajaran (sharing learning).
12. Pembelajaran sistematis: PDSA, Pembelajaran
merupakan faktor terpenting kemampuan untuk perbaikan. Metode sistematis yang
dirancdirancang untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat pembelajaran adalah
metode ilmiah.
Siklus PDSA (Plan-Do-Study-Act)
Penggunaan siklus PDSA dimulai dengan
menetapkan tujuan perbaikan. Tujuan kegiatan perbaikan selanjutnya dijelaskan
dengan menerangkan jenis perbaikan yang akan terlihat sebagai hasil dari
kegiatan tim. Langkah berikutnya adalah membangun dasar pengetahuan mengenai
proses atau sistem yang dipelajari. Tim mengidentifikasi input proses dan
pemasoknya serta output proses dan pemakai output dengan membuat diagram alir
proses, membentuk run chart atau control chart, kemudian membuat daftar ide
perbaikan yang akan diselidiki, dan menyusun rencana penerapan awal siklus-perbaikan.
Tahapan penyusunan atau pengembangan rencana
perbaikan
1.
Pemahaman
terhadap proses. Setiap anggota tim harus memahami proses yang ada sehingga
anggota tim dapat mengetahui masalah nyata yang harus dihadapi.
1.
Mengeliminasi
kesalahan. Dalam menganalisis proses, tim, mungkin mengidentifikasi kesalahan
nyata yang harus segera dieliminasi sebelum melaksanakan tahap selanjutnya.
2.
Menghilangkan
kelambatan. Tahap ini meliputi analisis terhadap semua tahap dalam proses untuk
menentukan apakah tahap tersebut sesuai dengan tujuan. Bila ada tahap yang
tidak sesuai dengan tujuan atau tidak efisien, maka harus segera diatasi dengan
segera.
3.
Mengurangi
variasi. Variasi dalam proses dapat dikarenakan oleh penyebab umum atau
penyebab khusus. Penyebab umum menghasilkan variasi kecil dan hamper selalu
ada. Penyebab khusus menghasilkan variasi kinerja yang lebih besar dan tidak
selalu terjadi.
Merencanakan perbaikan berkesinambungan.
Pada saat tahap ini dimulai, proses yang dijadikan proyek perbaikan telah
berlangsung baik. Kuncinya sekarang adalah menjadikan perbaikan
berkesinambungan sebagai bagian dari usaha menjalankan bisnis.-------------------------------------------
(18+) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.
---------------------------------------------------
ada contoh kasusnya ga min??
ReplyDeleteada contoh kasusnya ga min??
ReplyDelete